Saturday, February 26, 2011
Lelaki akhir zaman . ^^
Friday, February 25, 2011
Tergolongkah diri ini ? T_T
Bismillah ar Rahman ar Rahim
" Di dalam Syurga-syurga itu terdapat bidadari-bidadari yang pandangannya tertumpu (kepada mereka semata-mata), yang tidak pernah disentuh sebelum mereka oleh manusia dan jin "
( Suratul Rahman : 72 )
"Dan sesiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya, maka mereka akan (ditempatkan di syurga) bersama-sama orang-orang yang telah dikurniakan nikmat oleh Allah kepada mereka, iaitu Nabi-nabi, dan orang-orang Siddiqiin, dan orang-orang yang Syahid, serta orang-orang yang soleh. Dan amatlah eloknya mereka itu menjadi teman rakan (kepada orang-orang yang taat). "
(Suratun Nisa' : 69)
" (Iaitu) Syurga " Adn " yang telah dijanjikan oleh (Allah) ar Rahman kepada hamba-hambaNya disebabkan kepercayaan mereka akan perkara-perkara yang ghaib; sesungguhnya Tuhan itu, janjiNya tetap berlaku.
Mereka tidak akan mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia tetapi mereka sentiasa mendengar perkataan yang baik-baik; dan makan minum untuk mereka disediakan di dalamnya, pagi dan petang (sepanjang masa).
Itulah taman Syurga yang Kami akan berikan sebagai warisan pusaka kepada orang-orang. yang bertaqwa dari hamba-hamba Kami. "
( Suratul Maryam : 61-63 )
------------------------------------------------------------------------------
Ukhti…
Inginkah kau menjadi bidadari ?
Bersanding dengan para wanita yang utama
Yang pernah tertulis dalam sejarah kehidupan manusia
Ukhti…
Inginkah kau menjadi bidadari ?
Layaknya Haula bin Jatsi
Yang tuntutan dan doanya tercatat dalam alQuran
Bukti cinta dan kedekatannya dengan Rabbinya
Ukhti…
Inginkah kau menjadi bidadari ?
Layaknya Aisyah
Wanita mulia penghafal Quran
Yang kecerdasan dan keilmuannya
Saksi perjuangan pengemban risalah
Ukhti…
Inginkah kau menjadi bidadari ?
Layaknya Ummu Sulaim
Yang kesabarannya menjadi saksi
sebaik-baik perhiasan dunia
Isteri solehah
Ukhti…
Inginkah kau menjadi bidadari ?
Kulihat anggukan tegas dari kepalamu
Kulihat binar mata di wajahmu
Kurasakan gelora hamasah di jiwamu
Kau pasti ingin menjadi bidadari…
Apakah ini hanya anganmu atau citamu
Apakah ini hanya mimpi atau orbit khayalmu
Kerana bidadari
Tak kenal lelah berinteraksi dengan beratnya da’wah
Tak kenal menyerah dalam ketaatan pada RabbiNya
Tak mahu berpisah dengan surat cinta dariNya
Ukhti…
Kuharap kita masih ingin menjadi bidadari
Sebesar apapun harga yang harus dibayar
Seberat apapun tadhiyah yang kita korbankan
Kita akan terus berjihad
Tak kenal henti
Berbekal semangat Quran
Dustur penerang jiwa
Maju kehadapan
Mujahidah bidadari sejati
Ukhti
Mari menjadi bidadari cahaya
Yang lisannya adalah al Quran
Yang kegemarannya adalah tilawah
Yang cintanya adalah hafalan
Yang hidupnya dibawah naungan al Quran
Meretas dalam iman
Menjadi bidadari cahaya
Baiti jannati
Kerana seorang mujahid
Hanya akan lahir dari rahim-rahim mujahidah
Hanya akan tsabat dengan dukungan seorang isteri mujahidah
Hanya akan teguh dengan patner da’wah seorang mujahidah
Yang bercita-cita untuk menjadi jundi hafiz-hafizah
Yang hanya akan tercapai dengan pembinaan seorang ummi hafizah
*Nisa Al Syahidah*
------------------------------------------------------------------------------
Dan berdoalah (wahai Muhammad dengan berkata): "Wahai Tuhanku, berikanlah ampun dan kurniakan rahmat, dan sememangnya Engkaulah sahaja sebaik-baik Pemberi rahmat!"
( Suratul Mu'minun:118 )
wAllahu'alam .
I'M FREE MUSLIM WOMAN . ^^
I am a Muslim Woman,
And now I’m finally free!
Wednesday, February 9, 2011
Dia yang dirindui ^^
(suratul ali Imran :31)
(Suratul Hijr : 98-99)
************************************************************
Ada sebuah kisah tentang cinta yang sebenar-benar cinta yang dicontohkan Allah melalui kehidupan RasulNya. Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap.
Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbatas memberikan khutbah, "Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasihNya. Maka taati dan bertaqwalah kepadaNya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, Quran dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku."
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.
"Rasulullah akan meninggalkan kita semua,"keluh hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Disaat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu.
Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang didalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam."Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk,"Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"
"Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan tangisnya.
Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggil Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut roh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti rohmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khuwatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja,kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan roh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana sakit yang tidak tertahankan lagi.
"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua seksa maut ini kepadaku,jangan pada umatku."Badan Rasulullah mula dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu,Ali segera mendekatkan telinganya.
"Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah solat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu." Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan,para sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
"Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku" Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.
Sollu 'alan Nabi ..